Diinspirasi dari KISAH NYATA Aman Suparman
Premis
Aman, lahir dari keterbatasan fisik dan ekonomi sehingga sering dibully kawan sebaya Namun dengan kegigihannya, Aman mampu menamatkan pendidikan S-3 & menjadi pengusaha sukses.
Sinopsis
Aman, lahir di Bandung dari pasangan Ahmad Suryana dan Euis Hayati di Jamika, Bandung. Aman dilahirkan dalam kondisi kekurangan yakni kakinya tidak lurus. Pada masa kecil, ia sering diledhek temannya, salah satunya yakni Boim, yang sering menyebutnya si Pengkor. Ditambah lagi Aman cadel, tak bisa mengucapkan huruf R dengan jelas sehingga sering jadi bahan bulliyan. Sang Ibu sering merasa sedih, anaknya menjadi bahan olok-olokan. Boim anak orang kaya, namanya Miko, seorang pejabat di Pemkot Bandung.
Suatu ketika, si Boim menghina Aman sehingga mereka berantem. Karena Aman badannya gede dan kuat, akhirnya Boim mukanya bonyok. Ia mengadukan ke orangtuanya, Miko tidak terima kemudian mendatangi rumah Aman dan memarahi orangtua Aman. Sejak itu Aman tidak dibolehkan bermain. Setelah agak besar, kaki Aman menjalani operasi dan bisa seperti anak normal. Namun tak lama kemudian ayahnya meninggal karena sakit. Aman pun membantu ibunya menjaga warung sepulang sekolah.
Ketika duduk di STM 2 Aman mulai suka berantem dengan anak STM 8. Suatu saat, Aman berkelahi satu lawan satu dengan Jajang, hingga Jajang luka parah. Jajang anak polisi, Bapak Zaenal, seorang Kapolsek. Kemudian Aman sempat dikandangkan di Polsek sebelum akhirnya pihak sekolah menjemputnya. Keluarga Aman mulai kesulitan ekonomi sehingga ketika Aman kelas 3 STM mulai jualan kaos kaki di Gasibu. Tapi Jajang masih menyimpan dendam. Sebagai anak gang motor, ia sering meneror, pedagang kaki lima bahkan pernah bersama temannya mengobrak-abrik dagangan Aman. Ketika ingin membalas, Aman dilerai pedagang yang lain.
Kemudian dengan biaya sendiri Aman melanjutkan pendidikan S-1. Tak lama kemudian ia menikah dengan Imas, kawannya di STM. Untuk kebutuhan sehari-hari Aman masih jualan kaos kaki. Karena sudah mulai laku, ia dibantu oleh temannya Denny. Dagangannya mulai laris. Lalu Aman membeli kios semi permanen di UPI. Si Boim cemburu, dia kemudian minta ayahnya untuk menertibkan PKL melalui tangan petugas tibum. Akhirnya dagangan lapak Aman dan beberapa pedagang disita dan sejak itu mereka tidak bisa jualan di UPI.
Lelah usaha di kaki lima yang banyak tantangan, Aman mulai menitipkan dagangannya di pedagang dan koperasi mahasiswa. Ia fokus jualan kaos kaki muslimah di Darut Tauhiid dan mengontrak rumah di Geger Kalong untuk produksi sendiri. Tahun 2006-2007, nama Aa Gym tenar dan kaos kaki Al Amin milik Aman banyak dipesan jamaah dari penjuru tanah air. Aman pun akhirnya bisa membeli toko dan rumah untuk produksi. Boim pun lulus kuliah menjadi pengusaha baju muslim. Dia heran dengan kesuksesan Aman, Suatu hari ia mengutus orang untuk bekerja sama dengan Aman. Namun ujungnya orang suruhan Boim ingin menyontek produk kaos kaki wudhu yang dibuat Aman. Namun produksi kaos kaki wudhu milik Boim kurang laku dan hanya jadi follower. Akhirnya usaha itu malah bangkrut. Hutangnya banyak.
Setelah gabung di HIPMI usaha Aman pun mulai maju. Dia mendapat pembinaan dan akses modal. Lalu Boim menghubungi Aman untuk menjadi distributor kaos kaki al Amin. Aman pun setuju. Biasanya Boim membayar sebelum mengambil barang. Pada transaksi ke-3 Boim minta barang dulu, dan uangnya akan ditransfer kemudian. Namun setelah itu tidak ada pembayaran lagi sehingga Aman rugi. Rupanya uang itu digunakan Boim untuk membayar hutang. Tapi Aman tidak mau melaporkan masalah itu ke polisi. Setelah itu Boim menghilang.
Jajang, dipecat dari perusahaannya dan ia datang minta maaf pada Aman. Ia ingin bekerja di tempat Aman. Awalnya Denny menentang karena track record Jajang jelek. Namun Aman kasihan dan Jajang pun ditugaskan di gudang. Suatu ketika Jajang mengambil stok dan terekam CCTV. Akhirnya Denny pun mendatangi bapak Jajang, Zaenal dan menunjukkan bukti tersebut. Zaenal pun meminta maaf dan bersedia mengganti kerugian.
Denny pun menceritakan kepada Zaenal tentang apa yang dilakukan Boim. Zaenal mendengar hal itu, tanpa sepengetahuan Aman bergerak mencari Boim berbekal bukti yang diserahkan Denny. Akhirnya polisi berhasil menangkap Boim. Namun ketika kasus itu akan dilimpahkan ke hukum, Aman waktu itu sedang menempuh pendidikan S-3 di Malaysia, pulang. dan minta agar kasus itu tidak dilanjutkan. Di kantor polisi, Boim meminta maaf pada Aman. Boim pun menangis tersedu-sedu di kaki Aman. Kaki yang dulu sering dia bully habis-habisan. Akhirnya Boim pun dibebaskan. ****
Leave a Reply